Tanggal gajian masih kurang seminggu lagi. Ngintip dompet kok ya cuma berisi Pak Frans Kaisiepo beberapa lembar. Boro-boro mau menabung. Buat memenuhi kebutuhan saja rasanya megap-megap.
Ada yang samaan denganku tidak, Gaes?
Kayaknya, kita butuh say good bye sama masalah keuangan dengan metode 50/30/20 dah. Biar lebih cepat mencapai tujuan finansial yang sudah kita buat.
Apa Itu Metode 50/30/20?
Metode 50/30/20 adalah aturan praktis untuk mengalokasikan pendapatan bulanan. Angka-angka ini merepresentasikan persentase alokasi dana untuk tiga kategori utama, yaitu:
- 50% untuk Kebutuhan (Needs). Ini mencakup pengeluaran esensial yang harus kita penuhi, seperti sewa atau cicilan rumah, makanan, transportasi, tagihan bulanan, dan cicilan hutang.
- 30% untuk Keinginan (Wants). Ini adalah pengeluaran untuk hal-hal yang kita inginkan, tetapi tidak mutlak kita butuhkan, seperti hiburan, makan di luar, belanja pakaian, dan langganan streaming.
- 20% untuk Tabungan dan Investasi (Savings & Investments). Bagian ini kita alokasikan untuk masa depan finansial, seperti tabungan darurat, investasi, dan dana pensiun.
Kebanyakan, metode 50/30/20 ini efektif lho membantu kita buat say good bye sama masalah keuangan. Kok bisa?
Mengapa Metode 50/30/20 Efektif?
Ada beberapa alasan kenapa metode 50/30/20 efektif untuk mengatasi masalah keuangan, di antaranya:
- Metode ini mudah untuk kita pahami dan terapkan, bahkan bagi pemula yang baru mau merencanakan keuangan.
- Panduannya jelas tentang bagaimana membagi penghasilan, sehingga kita punya gambaran yang lebih baik tentang ke mana uang kita pergi.
- Dengan membatasi pengeluaran untuk "keinginan" hingga 30%, kita bisa menghindari pemborosan dan fokus pada prioritas yang lebih penting.
- Alokasi 20% untuk tabungan dan investasi membantu kita dalam mempersiapkan masa depan finansial yang lebih baik.
Bila memang, kita masih punya cukup banyak tanggungan, maka kita bisa mengurangi persentase keinginan dan menambahkannya dalam kategori kebutuhan.
Langkah-langkah Menerapkan Metode 50/30/20
Bagaimana kita bisa menerapkan metode 50/30/20 agar bisa say good bye sama masalah keuangan?
Sebenarnya, bukan hanya membagi persentase pendapatan kita saja ya. Tapi, kita butuh beberapa persiapan.
Maksudnya begini, kita harus tahu dulu berapa total pendapatan bersih yang kita punya, apa saja pengeluaran kita setiap bulannya termasuk keinginan kita.
Biar alokasinya pas. Tidak main ambil dana dari alokasi kebutuhan hanya untuk memenuhi keinginan yang sebenarnya masih bisa kita pending.
1. Hitung Pendapatan Bersih
Langkah awal yang harus kita persiapkan untuk menerapkan metode 50/30/20 adalah menghitung pendapatan bersih.
Semisal, berapa gaji kita setiap bulannya? Bila punya penghasilan lain dari freelance tuh berapa? Termasuk pendapatan dari bisnis yang kita kelola juga.
Pokoknya, hitung semua pendapatan yang sudah dikurangi sama pajak ya, Gaes! Soalnya, total pendapatan ini yang nantinya akan kita alokasikan untuk setiap kategori pengeluaran.
2. Identifikasi Kebutuhan dan Keinginan
Bagian mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan ini yang lumayan rumit ya. Maksudku, kadang kebutuhan dan keinginan kita setiap bulannya tuh beda. Dalam hal nominal pun kadang tidak sama.
Baiknya sih kita identifikasi kebutuhan dan keinginan ini minimalnya 2 atau 3 bulan gitu. Sehingga, kita punya nominal range antara kebutuhan dan keinginan.
Dalam pembagiannya nanti, semisal kebutuhan kita ternyata kurang dari 50%, maka bisa kita tambahkan ke alokasi tabungan dan investasi. Bukan untuk keinginan ya, Gaes.
3. Hitung Alokasi Dana
Kalau sudah tahu berapa total penghasilan setelah potong pajak, waktunya menghitung alokasi dananya.
Caranya mudah saja. Tinggal kalikan pendapatan bersih dengan 50%, 30% dan 20% untuk mengetahui berapa jumlah alokasi dana untuk masing-masing kategori.
4. Buat Anggaran
Kalau sudah ketemu nominal alokasi setiap kategori, waktunya buat anggaran bulanan.
Dalam hal ini, kita bisa menggunakan aplikasi budgeting atau spreadsheet untuk memudahkan.
Usahakan untuk tertib dan konsisten terhadap anggaran yang sudah kita buat! Jangan mudah tergiur untuk menggunakan alokasi dana kebutuhan atau tabungan untuk memenuhi keinginan!
Bahkan nih ya, bila tidak mendesak, kita bisa lho menghilangkan keinginan yang tidak penting. Misal, keinginan nongkrong atau ngopi di café setiap hari. Kita bisa kok buat kopinya sendiri. Lebih hemat juga ‘kan?
5. Pantau dan Evaluasi
Langkah terakhir dalam menerapkan metode 50/30/20 adalah evaluasi. Apa yang perlu kita evaluasi?
Lacak semua pengeluaran secara rutin! Bandingkan dengan anggaran yang sudah kita tetapkan sebelumnya.
Bagus kalau nominalnya tidak melebihi anggaran. Tapi kalau memang perlu ada penyesuaian, silahkan lakukan sebijak mungkin.
Tips Tambahan dalam Menerapkan Metode 50/30/20
Selain melakukan langkah-langkah tersebut, aku punya tips tambahan dalam menerapkan metode 50/30/20 lho, antara lain:
- Fleksibilitas. Persentase 50/30/20 bukanlah harga mati. Kamu bisa menyesuaikannya dengan kondisi keuangan dan prioritasmu.
- Prioritaskan tabungan darurat. Sebelum berinvestasi, pastikan kamu sudah punya dana darurat yang cukup untuk mengantisipasi kejadian tak terduga.
- Kunci keberhasilan metode ini adalah konsistensi. Terapkan metode ini secara disiplin dan pantau perkembangannya secara berkala.
Kesimpulan
Metode 50/30/20 adalah alat yang ampuh untuk mengendalikan keuangan dan mencapai tujuan finansial.
Dengan menerapkan metode ini secara konsisten, kamu bisa mengucapkan selamat tinggal pada masalah keuangan dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik.
Mulailah hari ini dan rasakan perbedaannya!
0 Komentar
Terima kasih telah mengunjungi halaman Zahrah Munirah. Kami menghargai pendapat teman-teman sejauh nggak meninggalkan link hidup di kolom komentar ya :)